Sabtu, 27 April 2013

Fragmentasi pelayanan fisioterapi


1.      Fisioterapi kesehatan wanita
Permasalahan yang berhubungan dengan fisioterapi kasus ini antara lain:
a.       Masalah kesehatan reproduksi
Hal ini berhubungan dengan gangguan kesuburan kaum ibu/wanita, dimana fisioterapi dengan mengguanakan ilmu dan teknologinya dapat meningkatkan fisiologi sistem reproduksi.

b.      Kehamilan
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan fisik seperti kelemahan otot-otot perut dan panggul. Hal tersebut di atas dapat menggangu sistem pernafasan, peredaran darah tungkai dan gangguan gerak serta fungsi pinggang.

c.       Proses persalianan
Pada persalianan yang kurang baik atau patologi dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi atau bayi lahir cacat. Hal ini dapat dicegah dnegan memberikan intervensi fisioterapi berupa latihan-latihan pre natal yang benar, sehinggga proses persalinan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

d.      Paska persalinan
Permasalahan yang sering terjadi adalah kelemahan otot dasar panggul, otot perut dan kadang-kadang terjadi cedera pada sendi sacro iliaca. Kelemahan otot perut akan menyebabkan gangguan stabilitas tulang belakang sehinggga dapat menyebabkan perubahan sikap yang mempunyai manifestasi cukup luas, misalnya sakit pinggang kronis. Kelemahan otot dasar panggul menyebabkan vagina luar basah (terutama pada saat batuk/bersin, lari atau menahan kencing), vagina flatus, prolap uteri dimana hal ini dapat mengganggu aktivitas hubunga seksual baik diri sendiri maupun pasangan.

2.      Fisioterapi tumbuh kembang
a.       Perkembangan dan pertumbuhan bayi
Fisioterapi mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi khusus yang sangat rinci tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi dan balita, sehingga mampu melakukan pemeriksaan dan deteksi dini serta mengatasi problematik yang di temukan baik kelainan gerakan kasar dan gerakan komprehensif yang berhubungan dengan kemampuan fungsional.

b.      Bayi dengan cacat bawaan
Kasus yang sering ditemukan antara lain: erb’s palsy, klumpkle’s, muscular tortikolis, clubfoot dan kelainan fisik lainnya yang memerlukan intervensi fisioterapi sejak dini, sehingga kelaianan tersebut dapat segera diatasi dengan baik.

c.       Masa bayi dan balita
Merupakan masa yang sangat riskan dan rentan terhadap berbagai penyakit maupun gangguan lain yang menimbulkan kelainan patologis. Penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat antara lain: encephalitis, meningitis, poliomyelitis dan penyakit-penyakit lainnya yang memerlukan intervensi fisioterapi.

d.      Penyakit infeksi
Berbagai penyakit infeksi yang dapat dialamai bayi dan balita yang berhubungan dengan fisioterapi antara lain: infeksi saluran pernafasan yang memerlukan pelayanan fisioterapi dan berbagai penyakit yang di sebabkan oleh faktor alergi banyak yang memerlukan intervensi fisioterapi.

3.      Fisioterapi kesehatan dan keselamatan kerja
Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas manusia, antara lain: lingkungan tempat kerja, kesehatan lingkungan kerja, sosial budaya setempat dan kapasitas kerja yang semuanya didasari oleh kesehatan fisik, mental, pengalaman kerja, pendidikan dan ketrampilan. Fisioterapi dengan pengetahuan biomekanik dan biomediknya dapat merancang kondisi lingkungan kerja yang ergonomik, merancang gerakan-geraan yang efektif, efisien dan aman, sehingga disamping dapat mencegah timbulnya cedera akibat kerja oleh karena sikap kerja (unsafe action) atau peralatan kerja yang tidak aman (unsafe condition) dapat pula meningkatkan produktivitas kerja.

4.      Fisioterapi usia lanjut (Geriarti)
Fisioterapi dengan ilmu pengetahauan dan teknologi yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi dalam hal memperkecil problematik atau gangguan gerak dan fungsinya dan menanggulangi gangguan atau penurunan potensi gerak yang ditimbulkan akibat proses penuaan. Dengan demikain kualitas hidupnya dapat dipertahankan untuk tetap aktif sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.

5.      Fisioterapi olahraga
Semakin berkembangnya iptek olahraga dan diberdayakannya berbagai profesi dibidang olahraga seperti: pelatih olahraga, dokter olahraga, fisioterapis olahragha, masseur, instruktur senam/fifness dan guru olahraga (Lokarya iptek olahraga, tahun 1999 di Cipayung, Bogor) maka fisioterapi harus dapat pula beradaptasi dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan iptek olahraga tersebut berdasarkan kompetensi dan kewenangannya dalam melakukan upaya-upaya promotif, preventif, tindakan terapeutik dan upaya-upaya pemulihan akibat olahraga.

6.      Fisioterapi kesehatan masyarakat
Fisioterapis harus memiliki  kompetensi fisoterapi kesehatan masyarakat yang didukung dengan pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif  adalah penyuluhan/pendidikan kepada masyarakat, kegiatan olahraga (lansia, remaja, ibu hamil), usaha kesehatan sekolah, kesehatan ibu dan anak (perawatan payudara, senam dan massage bayi, deteksi dini dan tumbuh kembang), kesehatan dan keselamatan kerja, pembinaan pengobatan tradisional (mendidik masyarakat untuk menggunakan sumber fisis alam sebagai modalitas kesehatan, penanganan cidera sederhana) dan upaya-upaya promosi, pencegahan dan penanggulangan pada kesehatan haji.

7.      Fisioterapi pelayanan medik
Pelayanan fisioterapi pada pelayanan medik ditujukan untuk mempercepat  proses penyembuhan, memperkecil gangguan, keterbatasan dan ketidak mampuan fungsi akibat kelainan pada sistem dan subsistem tubuh manusia atau akibat faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem tubuh manusia. Fragmentasi pelayanan fisioterapi pada pelayanan medik dengan didasari pada spesifikasi problematiknya antara lain: muskuloskeletal, neuromuskular, kardiorespirasi dan rehabilitasi medik.
Mudah-mudahan dibuat untuk bermanfaat ya...
God Bless_aprilatma